5

OPTIMALISASI SISTEM INFORMASI ADMINISTRASI PENGAWASAN INSPEKTORAT BMKG MELALUI BUDAYA KERJA 5 R (RINGKAS, RESIK, RAPIH, RAWAT, RAJIN)

BIMA ENDARYONO

Penerbit : BMKG Pusat
Tahun : 2017

Inspektorat merupakan unsur pengawasan di lingkungan BMKG yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BMKG dan dipimpin oleh Inspektur. Inspektorat BMKG mempunyai tugas melaksanakan pengawasan internal fungsional terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Inspektorat BMKGmenyelenggarakan fungsi perumusan dan penyusunan rencana pengawasan fungsional, pelaksanaan pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat, dan penyusunan laporan hasil pengawasan. Inspektorat BMKG terdiri dari Inspektur, Sub Bagian Tata Usaha, Kelompok Jabatan Fungsional Auditor. Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Perka BMKG) nomor 1 tahun 2012 tentang rincian tugas unit kerja di lingkungan kantor pusat BMKG . dan Perka BMKG nomor 3 Tahun 2016 tentang organisasi, maka Auditor dan Sub Bagian Tata Usaha Inspektorat berkewajiban untuk melakukan pekerjaan sesuai tugas pokok dan fungsinya. Inspektorat merupakan unsur pengawasan di lingkungan BMKG yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala BMKG dan dipimpin oleh Inspektur. Inspektorat BMKGmempunyai tugas melaksanakan pengawasan internal fungsional terhadap pelaksanaan tugas dan fungsi di lingkungan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Inspektorat BMKG menyelenggarakan fungsi perumusan dan penyusunan rencana pengawasan fungsional,pelaksanaan pengawasan fungsional sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan, pelaksanaan urusan administrasi Inspektorat, dan penyusunan laporan hasil pengawasan. Inspektorat BMKG terdiri dari Inspektur, Sub Bagian Tata Usaha, Kelompok Jabatan Fungsional Auditor. Inspektorat BMKG -dalam hal ini bagian Tata Usaha- melakukan pekerjaan yang mendukung dan supporting kegiatan pengawasan seperti audit, reviu, evaluasi, pengawasan dan tindak lanjut dengan menggunakan sistem administrasi manual. Sistem manual ini tentu akan menyulitkan pada saat retrieval informasi manakala kebutuhan akan informasi diperlukan dengan cepat oleh stakeholder. Kondisi saat ini dapat dipetakan melalui diagnose perubahan dengan metode fishbone, dan terdapat empat masalah utama yaitu ruang simpan terbatas, retrieval informasi belum dapat dilakukan dengan cepat, tumpang tindih arsip duplikat/tembusan, belum ter otomatisasi. Kondisi ideal yang diperlukan Tata Usaha Inspektorat adalah perlu ruang penyimpanan arsip khusus audit pengawasan dan ruang simpan arsip perkantoran non pengawasan beserta perangkat keras nya baik berupa lemari simpan hardcopy maupun server untuk menyimpan

Buku Terbitan Pusat

  • No Scan
    167
  • No Klasifikasi
    351.15
  • ISBN
  • ISSN
  • No Registrasi
    052L052018
  • Lokasi Terbit
  • Jumlah Hal
    114
  • Label
    351.15 End O
barcode