Sejak tahun 1976 Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG)telah melakukan pemantauan terhadap beberapa parameter kualitas udara yang berdampak negatif terhadap keselamatan dan kesehatan masyarakat Pendirian jaringan pemantauan kualitas udara di Indonesia berkaitan erat dengan programprogramBadan Meteorologi Se Dunia (WMO) antara lain Program Global Ozone Observing System (GO3OS) di tahun 1950-an, Program Background Air Pollution Monitoring NetWork (BAPMoN) di tahun 1960-an, Program Global Atmosphere Watch (GAW) tahun 1989 dan Program GAW Urban Research Meteorological and Environment (GURME) tahun 1999. Sampai saat ini BMKG memiliki 24 jaringan stasiun pemantau kualitas udara otomatis meliputi 17 untuk memantau PM 10, dan 5 alat untuk memantau PM 2.5 serta TSP ada 2 alat, jadi total untuk pemantauan Kualitas udara ada 24 lokasi. Sedangkan untuk pengamatan Gas Rumah Kaca, BMKG memiliki 5 stasiun antara lain Stasiun Pematau atmosfir Global Kototabang Padang, Bariri Palu, Sorong Papua, Kemayoran Jakarta dan Semarang. Proses pengiriman data Kualitas udara untuk sampai ke database di Jakarta melalui beberapa proses yang cukup panjang. Adapun alur proses pengiriman datanya dapat dilihat pada diagram alur dibawah ini : Gambar 1. Diagram Alur Sistem Pemantauan Partikulat PM 10.PM2.5 dan TSP Selama ini, data yang diterima dari sensor tempat pemantauan yanglokasinya tersebar di beberapa lokasi khusus untuk data kualitas udara sudahmelalui system jaringan komunikasi.sehingga data dapat cepat sampai didatabase,namun bukan berarti tidak ada kendala. Berikut kendala yang sering ditemui antara lain : 1. Tujuan Proyek perubahan Kegiatan proyek perubahan ini mempunyai 3 (tiga) tujuan utama, yaitu : a) Tujuan jangka pendekTujuan jangka pendek dari proyek perubahan ini adalah mengoptimalkan - Kegiatan monitoring pengamatan Gas Rumah kaca dan Pencemar udaradengan tatakerja yang mengacu kepada prosedur standar operasionalyang baku serta mengefektifkan kerja monitoring melalui pengintegrasiandata GRK dan Pencemar Udara. b) Tujuan jangka menengah Meningkatkan kualitas data Gas Rumah Kaca dan Pencemar udara melalui kegiatan validasi data . • Kerusakan pada sensor • Gangguan jaringan • Gangguan pada system aplikasi • Gangguan pada server • Gangguan kelistrikan (listrik dari PLN padam) Dari beberapa kendala yang ada , kadang sulit untuk segera diketahui penyebabnya. Hal ini terjadi karena Sistem yang sudah dibangun belum di buat buku panduan teknis dan belum disusun SOP untuk cara penanganan dari masing masing prosesnya jika terjadi permasalahan baik di sensor alat pemantau, jaringan, server maupun system aplikasinya. Karena demikan pentingnya maka pada proyek perubahan ini kami mengusulkan program “PENINGKATAN SISTEM MONITORING GAS RUMAH KACA DAN PENCEMAR UDARA MELALUI OPTIMALISASI ALUR KERJA”
5
PENINGKATAN SISTEM MONITORING GAS RUMAH KACA DAN PENCEMAR UDARA MELALUI OPTIMALISASI ALUR KERJA
RAHMATTULLOH ADJI, SP
Penerbit :
BMKG Pusat
Tahun :
2017
Buku Terbitan Pusat
-
No Scan150
-
No Klasifikasi351.15
-
ISBN
-
ISSN
-
No Registrasi002L052018
-
Lokasi Terbit
-
Jumlah Hal420
-
Label351.15 adj p
-
Versi DigitalTIDAK
-
Versi FisikTIDAK
-
Lokasi Rak Buku Fisik//
-
Jumlah Exemplar Fisik Tersedia-